Kolonel Antonius: Identitas Kepala Gudang Puspalad Korban Ledakan Amunisi TNI Terungkap

Kabardermayu – Menyajikan Informasi Aktual dan Tepercaya –, Jakarta – Sebuah insiden tragis terjadi saat pemusnahan amunisi milik TNI AD di Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD, yang berlokasi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Peristiwa yang terjadi pada pukul 09.30 WIB tersebut dilaporkan telah menelan 13 korban jiwa. Salah satu korban yang teridentifikasi adalah Kolonel Cpl Antonius Hermawan.

Kolonel Antonius Hermawan, yang menjabat sebagai Kepala Gudang Puspalad, merupakan seorang alumni Akademi Militer (Akmil) angkatan 1997. Sebelum menduduki posisi kepala gudang, beliau memiliki pengalaman bertugas dalam beberapa jabatan strategis, termasuk sebagai Kapaldam XVI/Pattimura saat penugasannya di Maluku. Selain itu, Kolonel Antonius juga pernah mengemban amanah sebagai Kasubbag Pampersmat Bagpam Roum Setjen.

Menurut keterangan Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, peristiwa nahas ini terjadi saat jajaran Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD melaksanakan kegiatan pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada pukul 09.30 WIB.

“Proses awal kegiatan, sesuai dengan prosedur yang berlaku, telah dilakukan pengecekan menyeluruh terhadap personel dan area lokasi peledakan. Hasilnya, semua dinyatakan dalam kondisi yang aman,” jelas Brigjen TNI Wahyu Yudhayana.

Dalam pelaksanaan pemusnahan, personel membuat dua lubang sumur yang dipersiapkan untuk menampung amunisi milik TNI AD yang akan dimusnahkan. Setelah lubang tersebut selesai dibuat, amunisi yang akan dimusnahkan dimasukkan ke dalamnya. Selanjutnya, lubang-lubang tersebut diledakkan oleh personel TNI AD menggunakan detonator.

“Proses peledakan di kedua sumur berjalan dengan lancar dan aman, tanpa kendala berarti,” imbuh Wahyu.

Setelah keberhasilan peledakan di dua sumur, personel kemudian mempersiapkan satu lubang tambahan untuk menghancurkan detonator yang sebelumnya digunakan dalam peledakan dua sumur tersebut. Detonator-detonator tersebut dimasukkan ke dalam lubang dengan tujuan untuk dimusnahkan menggunakan metode yang sama seperti pemusnahan amunisi sebelumnya.

“Namun, ketika tim penyusun amunisi sedang menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan yang berasal dari dalam lubang,” ungkap Wahyu.

Ledakan dahsyat tersebut mengakibatkan 13 orang meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, empat orang merupakan anggota TNI, sementara sisanya adalah warga sipil. “Saat ini, seluruh korban yang meninggal dunia telah dievakuasi ke RSUD setempat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” pungkas Wahyu.

Antara turut berkontribusi dalam penyusunan artikel ini.

Pilihan Editor: Pro Kontra Pengerahan Personel TNI untuk Pengamanan Kejaksaan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *