Jakarta, IDN Times – Perputaran roda ekonomi China menunjukkan tren positif. Total nilai penjualan ritel barang konsumsi di Negeri Tirai Bambu mencapai angka fantastis, yakni 3,72 triliun yuan, setara dengan kurang lebih Rp8,41 kuadriliun. Capaian ini menandai pertumbuhan solid sebesar 5,1 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Aktivitas ekonomi di perkotaan menjadi motor penggerak utama dengan pertumbuhan 5,2 persen, sementara wilayah pedesaan turut berkontribusi dengan ekspansi 4,7 persen.
Tidak hanya sektor ritel, sektor jasa pun unjuk gigi dengan mencatatkan pertumbuhan penjualan 5,1 persen pada bulan April. Sektor katering, sebagai bagian penting dari industri jasa, mengalami peningkatan pendapatan sebesar 5,2 persen secara tahunan, bahkan melampaui laju pertumbuhan pada kuartal pertama. Kategori transportasi, akomodasi, dan hiburan juga turut menikmati dampak positif dengan mencatatkan peningkatan yang signifikan.
Sektor otomotif, khususnya kendaraan penumpang, mengalami lonjakan penjualan yang menggembirakan, yakni sebesar 14,5 persen, mencapai sekitar 1,76 juta unit. Penjualan mobil energi baru (新能源汽车) menunjukkan performa yang luar biasa dengan kenaikan sebesar 33,9 persen, dan berhasil menembus tingkat penetrasi pasar sebesar 51,5 persen, demikian dilaporkan oleh Bastille Post pada hari Sabtu (24/5/2025).
AS-China Ribut Lagi Gegara Chip AI Huawei
AS-China Ribut Lagi Gegara Chip AI Huawei
1. Produk digital dan rumah tangga mencatat lonjakan signifikan
Implementasi kebijakan trade-in di China menjadi katalisator bagi pertumbuhan pesat di berbagai lini produk teknologi. Penjualan peralatan rumah tangga melonjak hingga 38,8 persen, sementara produk budaya dan alat kantor mengalami kenaikan yang signifikan, yakni 33,5 persen. Sektor furnitur dan perangkat komunikasi juga tidak ketinggalan, dengan pertumbuhan penjualan masing-masing sebesar 26,9 persen dan 19,9 persen.
Perdagangan daring terus menjadi kanal penjualan yang menjanjikan, dengan mencatatkan pertumbuhan yang solid selama empat bulan pertama tahun 2025. Penjualan produk digital secara online mengalami kenaikan sebesar 8,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor robot pintar (智能机器人) menjadi bintang dengan pertumbuhan penjualan yang sangat tinggi, yakni 87,6 persen, sementara peralatan rumah pintar (智能家居设备) naik 16 persen secara tahunan.
“Pertumbuhan yang menggembirakan ini didorong oleh integrasi perdagangan domestik dan luar negeri yang semakin erat,” ujar seorang pejabat dari Departemen E-Commerce Kementerian Perdagangan China, seperti dikutip dari Xinhua News pada hari Sabtu (24/5/2025).
Pejabat tersebut menambahkan bahwa kemampuan koordinasi rantai pasok global turut mempercepat ekspansi sektor digital. Produk-produk yang termasuk dalam kategori trade-in juga mengalami lonjakan penjualan sebesar 11,5 persen.
2. Konsumsi layanan dan wisata inbound makin bergairah
Penjualan layanan berbasis daring terus menunjukkan tren positif, dengan sektor hiburan online (在线娱乐) mencatat pertumbuhan sebesar 31,9 persen dan penjualan di sektor perjalanan (旅游) naik 25,4 persen. Layanan pendidikan, kesehatan, dan olahraga turut berkontribusi dalam mendukung tren pertumbuhan ini sepanjang bulan April. Pertumbuhan konsumsi jasa secara keseluruhan tercatat 0,4 poin lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan barang.
Di sisi lain, sektor pariwisata inbound (入境旅游) menunjukkan momentum yang kuat. Jumlah kunjungan turis mancanegara ke China dalam empat bulan pertama tahun ini meningkat secara signifikan, yakni sebesar 54,8 persen. Total pengeluaran dari turis asing (外国游客) juga mengalami kenaikan yang drastis, mencapai 66,8 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Peningkatan ini mengindikasikan pemulihan minat yang kuat dari para wisatawan internasional terhadap China sebagai destinasi wisata utama. Sektor akomodasi dan transportasi juga ikut merasakan dampak positif dari tingginya arus kunjungan turis tersebut.
China Terapkan Bea Masuk Anti-Dumping untuk Plastik dari AS-Jepang
China Terapkan Bea Masuk Anti-Dumping untuk Plastik dari AS-Jepang
3. Trump ancam tarif besar-besaran, saham global rontok
Mantan Presiden AS, Donald Trump, kembali melontarkan ancaman terkait penerapan tarif baru terhadap Uni Eropa dan perusahaan teknologi besar seperti Apple. Ia menegaskan bahwa iPhone yang dijual di pasar AS seharusnya diproduksi di dalam negeri, dan bukan di negara-negara seperti India atau negara lainnya. Jika tidak, Trump mengusulkan penerapan tarif minimal sebesar 25 persen.
Tidak hanya Apple, Trump juga menargetkan produsen elektronik lainnya seperti Samsung dalam pernyataan yang terpisah. Selain itu, Trump menuding bahwa Uni Eropa dibentuk dengan tujuan untuk “mengakali AS dalam perdagangan” dan menyarankan penerapan tarif sebesar 50 persen untuk semua produk yang berasal dari Eropa, mulai tanggal 1 Juni 2025.
Akibat pernyataan tersebut, indeks saham di AS dan Eropa mengalami penurunan tajam pada hari Jumat (23/5/2025). Indeks Dow Jones turun sebanyak 256 poin, S&P 500 kehilangan 0,67 persen, dan Nasdaq merosot sebesar 1 persen. Di benua Eropa, indeks DAX Jerman dan CAC 40 Prancis mengalami tekanan yang lebih besar, dengan penurunan lebih dari 2 persen sebelum akhirnya sedikit pulih.
Pada saat penutupan perdagangan, CAC 40 tercatat turun 1,65 persen dan DAX melemah 1,54 persen. Indeks STOXX 600, serta bursa saham Italia dan Spanyol juga ikut tergelincir lebih dari 2 persen selama sesi perdagangan berlangsung.
Bos BI Ungkap Dampak Kesepakatan AS-China ke Ekonomi Global
Bos BI Ungkap Dampak Kesepakatan AS-China ke Ekonomi Global