Jensen Huang Ungkap Pesaing Kuat Chip AI Nvidia dari China: Huawei!

Jensen Huang, CEO Nvidia, menyoroti persaingan ketat antara Amerika Serikat dan Tiongkok dalam arena teknologi chip AI global. Di hadapan para jurnalis di Gedung Capitol, Washington DC, Rabu (30/4), ia menyampaikan bahwa “Tiongkok tidaklah tertinggal” dalam kompetisi ini.

Menanggapi pertanyaan lanjutan dari wartawan mengenai potensi keunggulan Tiongkok atas AS, Jensen menjelaskan, “Tiongkok berada tepat di belakang kita. Kita sangat, sangat dekat.”

“Ingatlah, ini adalah sebuah perlombaan jangka panjang dan tanpa akhir,” imbuhnya, sebagaimana dilansir dari Business Insider.

Lebih lanjut, Jensen mengingatkan akan kehadiran Huawei, perusahaan telekomunikasi asal Tiongkok, yang kini tengah bertransformasi menjadi produsen chip AI. Huawei berpotensi menjadi pesaing signifikan bagi Nvidia dan perusahaan chip AS lainnya.

Tidak dapat disangkal bahwa Huawei adalah salah satu perusahaan teknologi paling berpengaruh di dunia, dan keunggulan mereka dalam bidang komputasi sangatlah luar biasa. – Jensen Huang, Pendiri & CEO Nvidia –

Huawei, yang telah lama berada dalam daftar hitam perdagangan AS, dilaporkan sedang mengembangkan chip AI khusus untuk memenuhi kebutuhan internal dan para startup AI di Tiongkok. Langkah ini dilakukan untuk mengatasi keterbatasan pasokan chip AI yang diperlukan untuk menjalankan komputasi intensif di pasar domestik Tiongkok.

“Mereka sangat unggul dalam komputasi dan teknologi jaringan, yang merupakan kemampuan esensial untuk memajukan AI. Mereka telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir,” tambah Jensen.

Untuk memajukan industri semikonduktor, pemerintah Tiongkok juga secara aktif berupaya menarik kembali talenta-talenta terbaiknya yang berada di AS dan negara lain, untuk berkontribusi di universitas-universitas terkemuka Tiongkok, dengan tujuan memperkuat riset di bidang teknologi semikonduktor dan ilmu pengetahuan terkait.

Guna memastikan keunggulan AS dalam persaingan ini, Jensen mendorong pemerintahan Presiden Donald Trump untuk mempertimbangkan kebijakan yang tidak hanya mempercepat produksi chip di AS, tetapi juga memfasilitasi penyebaran chip buatan Amerika ke seluruh dunia.

Pembatasan penjualan chip AS ke Tiongkok dan negara lain, menurutnya, justru dapat mengancam kepemimpinan teknologi AS. Jensen sekali lagi menekankan pentingnya pemerintah AS untuk berfokus pada kebijakan AI yang mendukung percepatan pengembangan teknologi. “Ini adalah industri yang harus kita perjuangkan,” tegasnya.

Nvidia telah menjadi pemain kunci di kancah global, karena chip AI mereka sangat dibutuhkan oleh data center dalam menjalankan sebagian besar aplikasi AI canggih saat ini. Perusahaan ini menghadapi pengawasan ketat dari AS, termasuk penerapan tarif dan regulasi pada era Presiden Joe Biden yang telah membatasi pengiriman chip AI tercanggihnya ke berbagai negara, termasuk Tiongkok.

Pemerintahan Presiden Donald Trump bulan ini memberlakukan pembatasan pengiriman chip H20 Nvidia ke Tiongkok tanpa lisensi. Teknologi ini, yang terkait dengan chip Hopper yang digunakan secara global, dirancang untuk mematuhi pembatasan ekspor AS sebelumnya. Nvidia memperkirakan akan mengalami kerugian sebesar $5,5 miliar akibat pembatasan ini.

Presiden Trump pada hari Rabu menyebut Huang sebagai “sahabat saya Jensen,” sembari mengapresiasi pengumuman terbaru perusahaan yang berencana membangun infrastruktur AI senilai $500 miliar di AS dalam lima tahun mendatang.

Jensen mengungkapkan keyakinannya bahwa Nvidia akan mampu memproduksi perangkat kecerdasannya di AS. Perusahaan tersebut sebelumnya mengumumkan akan merakit server AI dengan mitra manufakturnya, Foxconn (Hon Hai Technology Group asal Taiwan), di dekat Houston.

“Dengan tekad dan sumber daya yang dimiliki negara kita, saya yakin kita dapat memproduksi di dalam negeri,” kata Jensen.

Diketahui bahwa Jensen melakukan kunjungan ke Beijing pada 17 April 2025, di tengah tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok. Dia bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Tiongkok, He Lifeng, serta pendiri startup AI DeepSeek, Liang Wenfeng. Jensen menyampaikan harapan agar Nvidia dapat terus menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *